Oleh: Dra.Nurhayati Wakhidah,M.Pd.I (Ketua LPPA PWA Lampung)
Lampung – Aisyiyah adalah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah Amar Ma’ruf Nahi munkar dan tajdid bersumber kepada Al Qu’an dan As Sunnah, berdiri pada tanggal 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1917 di Yogyakarta.
Nama ‘Aisyiyah dinisbahkan kepada nama Ummul Mukminin ‘Aisyah ra., dengan harapan perempuan Muhammadiyah hususnyaa dan perempuaan muslimah pada umumnya dapat meneladani kepribadian ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq. Diantara keistimewaanya adalah: cerdas, guru para sahabat, banyak meriwayatkan hadits, kuat ingatannya, dermawan, zuhud, ahli ibadah, kritis, peduli dengan lingkungan, dari masa gadis dibawah pengawasan baginda Nabi sehingga terjaga kesucian dan kehormatan dirinya, beberapa ayat al Qur’an turun saat Nabi bersama ‘Aisyah, ahli fiqh, ahli pengobatan, ahli sastra, ketika namanya ternoda fitnah Allah langsung yang membersihkannya.
Karakter mulia seperti yang dimiliki ‘Aisyah ra. inilah yang di cita-citakan oleh pendiri organisasi ‘Aisyiyah. Perempuan bukan konco wingking, bukan pula surgo nunut neroko katut. Perempuan adalah makhluk Allah, yang diciptakan sama derajatnya dengan laki-laki, perbedaan secara fisik dan psikisadalah sunnatullah untuk saling melengkapi dan menguatkan.
Di Indonesia ‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan tertua bersama dengan organisasi lainnya yang muncul pada saat itu. Menjadi salah satu anggota Komite Kongres Perempuan Indonesia ke-1 di Yogyakarta tanggal 22-25 Desember 1928. ‘Aisyiyah organisasi penggerak Literasi, Majalah Suara ‘Aisyiyah yang terbit pertama tahun 1926 mendapat penghargaan dari Museum Rekor MURI sebagai majalah perempuan tertua di Indonesi dan di dunia. Yang terbit secara berkesinambungan sejak lahir hingga saat ini.‘Aisyiyah sejak awal peduli dengan pendidikan anak, tahun 1919 mendirikan TK, hingga sekarang tumbuh ribuan TK di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1954 melakukan terobosanmelalui direktorat Urusan Agama Departemen Agama RI menginisiasi lahirnya BP4 (Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan).
Aisyiyah Lampung telah eksis sejak sebelum kemerdekaan yaitu sekitar tahun 1935 ketua pertama Fatimah Aksa, setelah kemerdekaandan terpisah dari Sumatera Selatan tahun 1964 dipimpin oleh Majar Alam Akuan sampai tahun 1971 kemudian Nur Baiyah, Syamsidar Jamil, Nurjannah Hasyim, Yuliar Rusli, Soemini Soerip, Husni dinar, Suwaidah Muchsin, Siti Munawaroh Harun. Pada periode 2015-2020 dengan perpanjangan di masa pandemi dipimpin oleh Mudrikah Budiarti.
Organisasi ini bergerak dibidang pendidikan, budaya, agama, sosial, kesehatan, hukum HAM, lingkungan dan penanggulangan bencana, pengentasan kemiskinan , advokasi persoalan perempuan dan anak, penguatan keluarga, ketahanan pangan, dan penguatan masyarakat sipil. (Iman)