Roma – Paus Fransiskus dikabarkan meninggal dunia pada 21 April 2025 pagi pukul 07.35 waktu Roma. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Kamerlengo Vatikan, pemegang wewenang administratif Vatikan saat Takhta Suci kosong.

Dikutip dari media nesiatimes.com, “Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ujarnya dalam pengumuman resmi yang disiarkan dari Kota Vatikan, Italia, Senin (21/4/2025).

Dalam pernyataannya, Kardinal Farrell menyoroti warisan spiritual dan kemanusiaan yang Paus Fransiskus tinggalkan semasa hidup. Menurutnya, Paus Fransiskus mengajarkan untuk hidup dalam nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama bagi mereka yang termiskin dan paling terpinggirkan.

Baca Juga
Personel Polresta Barelang Laksanakan Kegiatan Binrohtal Bersama, Wujudkan Toleransi dan Keteguhan Iman
Wujudkan Ketahanan Pangan, Polsek Bulang Manfaatkan Lahan Tidur di Mako
Pemkab Langkat Apresiasi Kepemimpinan KBP Iwan Setyawan Selama jadi Kepala SPN Hinai Polda Sumut

Selain itu, Paus Fransiskus juga kerap menggemakan pesan tentang kasih tanpa syarat, pengampunan, dan solidaritas lintas batas. Baik dalam homili, dokumen resmi, maupun kunjungan pastoral ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke daerah konflik, kamp pengungsi, hingga ke wilayah mayoritas non-Katolik.

“Dengan rasa syukur yang mendalam atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kita menyerahkan jiwa Paus Fransiskus ke dalam kasih ilahi yang tak terbatas dan penuh belas kasih dari Allah Tritunggal,” kata Farrell.

Paus Fransiskus yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio menghembuskan napas terakhir di usia 88 tahun. Lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936, Paus Fransiskus merupakan Paus pertama dari benua Amerika Selatan dan juga Paus pertama dari ordo Serikat Yesus (Jesuit).

Ia dipilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri – suatu peristiwa langka dalam sejarah Gereja Katolik modern.

Kabar duka ini langsung disambut dengan lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus dan bendera Vatikan dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung. Sejumlah umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus juga terlihat menundukkan kepala dalam doa.