Jakarta – Melalui Zoom Meeting, para Peserta dan Media yang hadir pada acara Kickoff Gerakan 100 juta Pembelajar, maka akan ada rangkaian acara yaitu dibuka dengan Media Gathering dan Webinar Peningkatan Pedidikan Berkualitas Melalui Pendidikan Masyarakat, Selasa, (07/06/2022).
Thunderbird School of Global Management (Thunderbird), Arizona State University (ASU), dalam rangka peluncurkan Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan dan Kementerian PPN/Bappenas dan mitra pembangunan yaitu KADIN Indonesia, serta SOS Children’s Village Indonesia.
Sesuai amanat Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Pasal ini menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, namun masih banyak anak Indonesia yang dengan alasan apapun berada dalam keadaan rentan sehingga belum dapat mengakses Pendidikan.
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, menunjukkan konsistensi pemerintah untuk melembagakan agenda SDGs ke dalam program pembangunan nasional. Perpres SDGs tersebut menekankan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, melalui empat platform partisipasi yaitu, Pemerintah dan Parlemen, Filantropi dan Bisnis, Ormas, Akademisi dan Pakar dalam rangka mensukseskan pelaksanaan agenda SDGs.
Selain itu, Perpres SDGs bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup, Pendidikan berkualitas bagi semua sesuai dengan SDGs Tujuan 4, serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dan menyiapkan sumber daya unggul dari satu generasi ke generasi berikutnya sesuai Prioritas RPJMN untuk Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Industri 4.0.
Pandemi COVID 19 memberikan pembelajaran bagi hidup dan kehidupan, demikian juga bidang Pendidikan sehingga memaksa setiap kita berubah dan mengikuti skenario agar tetap memberikan kontribusi terbaik dengan melibatkan teknologi dalam semua bidang termasuk pembelajaran untuk semua.
Dampak dalam bidang Pendidikan dirasakan oleh semua termasuk :
- Anak yang berasal dari kelompok rentan (yatim piatu, terlantar, memiliki latar belakang konflik kenegaraan, atau berada di daerah geografis yang sulit, hingga anak tanpa pengasuhan orang tuanya).
- UMKM yang terdampak karena penguasaan SDM akan teknologi yang terbatas hingga berdampak pada penutupan atau kehilangan mata pencaharian.
- Anak, perempuan, pemuda serta kelompok disabilitas yang tidak bisa mengakses Pendidikan berkualitas hingga putus sekolah.
- Bertambahnya jumlah keluarga miskin yang terdampak oleh Pandemi COVID 19 yang menyebabkan anak dengan alasan apapun tidfak terpenuhi haknya.
Kesempatan Gerakan 100 juta Pembelajar memberikan kesempatan bagi kelompok rentan dapat meningkatkan kompetensi dan mengakses Pendidikan dan pelatihan Kewirausahaan dengan sertifikasi global. Sehingga diharapkan kontribusi program ini memberikan kesempatan Pendidikan berkualitas bagi anak dan pemuda, dan peningkatan kompetensi diri dalam mengambil peluang kerja lebih baik, serta pemerataan akses Pendidikan dan pelatihan bagi semua.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu daerah yang memiliki inisiasi percepatan
pencegahan Anak Tidak Sekolah memiliki beberapa praktik baik untuk kelompok rentan yang sulit mengkases Pendidikan yaitu pembangunan berbasis data yang dimulai dengan kolaborasi Bersama KOMPAK untuk penggunaan aplikasi Kudu Sekolah sebagai dukungan kontribusi pencapaian Wajib Belajar 12 tahun. Pendidikan menjadi prioritas Kabupaten Pekalongan untuk memastikan no one leave behind sehingga anak dapat mengakses Pendidikan Berkualitas.
Pembangunan berbasis data akan membantu penyelenggaraan pembangunan tepat sasaran sesuai dengan RPJMD Prioritas daerah, sehingga ketuntasan dalam pembangunan Pendidikan dapat tercapai. Data menyatakan bahwa dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun inim tidak ada perkembangan UMKM secara siginifikan, meskipun berbagai upaya baik dari Pemerintah, para pihak lainnya bahkan Kadin Indonesia telah banyak yang dilakukan.
Undang Undang Kadin Indonesia nomor 1 tahun 1987 pada pasal 7 butir D dalam penjelasan menyatakan bahwa “Pembinaan dan Pengembangan kemampuan pengusaha Indonesia ditujukan terutama kepada pengusaha menengah, Kecil dan pengusaha sector Informan,” dengan kata lain UMKM.
Kadin Indonesia diwabah Ketua Umum Eddy Ganefo sejak 2015 berkomitmen untuk fokus pada pembinaan dan pengembangan UMKM, dengan berbagai program pengembangan UMKM. Saat ini Kadin Indonesia sedang menjalankan Program UMKM Naik Kelas, dengan melakukan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dengan materi 33% soft skill dan 67% Hard Skill, serta membuka jaringan pasar UMKM lebih luas baik dalam maupun luar negeri dan Mediasi Permodalan untuk pelaku UMKM.
Wisata Mangrove yang Dikelola oleh Perorangan di Desa Muara Akan di Tindak Tegas
Pelatihan diselenggarakan selama 1 tahun yang dimulai 5 Januari 2022, didukung 25 orang Mentor,dari berbagai Kementrian, Asisten Staff Ahli Wakil Presiden, Akademisi, Praktisi usaha, pengurus Kadin Indonesia dan para pihak lainnya.
Hal ini dilakukan mengingat dominan pelaku UMKM sangat lemah dalam berbagai kompetensi. Data juga menyatakan bahwa dominan UMKM berpendidikan masih rendah, sehingga pelatihan kompetensi dan memperluas wawasan sangat dibutuhkan UMKM. Rencana Kerjasama Sertifikasi Kewirausahaan dan Manajemen UMKM Global antara Kadin Indonesia dengan Thunderbird dan Arizona State University sangat ditunggu oleh pelaku UMKM di Indonesia, sebagai percepatan perluasan kompetensi secara Global dan perluasan jaringan dunia.
SOS Children’s Village Indonesia (SOS CV Indonesia) yang memiliki pengalaman untuk penanganan anak yang kehilangan atau rentan kehilangan pengasuhan orang tua sebagai kelompok sasaran mengintervensi secara holistic pengasuhan, Pendidikan dan perlindungan anak sehingga anak-anak memiliki mimpi baru dalam hidupnya.
Pada Acara Webinar Peningkatan Pedidikan Berkualitas,Kickoff Gerakan 100 Juta Pembelajar
Support system yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mempersiapkan anak mandiri. Kemandirian harus didukung oleh kemampuan atau skill yang kompetitif. SOS CV Indonesia memiliki dampingan di 9(Sembilan) kota di Indonesia melakukan intervensi melalui program Family Based Care dan Family Strengthening Program. Harapannya adalah program tersebut memberi keberpihakan terhadap anak hingga anak mampu dan memiliki keahlian untuk hidup mandiri. Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan yang dilakukan oleh para pihak akan meningkatkan kompetensi sehingga walaupun anak berasal dari kelompok rentan mereka tetap mampu menjadi SDM unggul nantinya. Program 100juta Pembelajar dari thunderbird adalah kolaborasi peran yang dilakukan untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi dalam bidang kewirausahaan.
Pendidikan Masyarakat menjadi peluang peningkatan kualitas bagi kelompok rentan. Pendidikan tidak hanya berperan menciptakan generasi muda sebagai agent of change yang membawa perubahan, namun generasi muda harus bisa menjadi agent of producer yang mampu menciptakan perubahan yang nyata. Pendidikan harus bisa menjadi patron bukan hanya dalam hal pendidikan formal tapi yang dimaksud adalah pendidikan yang mampu mengubah pola pikir anak bangsa dan pendidikan inovatif yang mendorong kreativitas dan daya inovatif anak bangsa. Melalui Pendidikan Masyarakat diharapkan terjadi kolaborasi untuk memberikan kesempatan terbaik bagi Generasi muda sebagai agen inovasi yang dapat memberikan kontribusi penting dan signifikan untuk menerapkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan yang aplikatif, sehingga menghasilkan Sumber Daya Unggul sebagai tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan.
Pada Acara Webinar Peningkatan Pedidikan Berkualitas,Kickoff Gerakan 100 Juta Pembelajar
Pada tanggal 20 Januari 2022, Thunderbird School of Global Management (Thunderbird), peringkat 1 dunia Magister Mana-jemen, dan Arizona State University (ASU), peringkat 1 untuk inovasi di AS, meluncurkan Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar Francis dan Dionne Najafi. Ini adalah inisiatif pendidikan global paling berani dan ambisius dalam sejarah pendidikan tinggi.
Melalui Inisiatif Global 100 Juta Pembelajar Francis dan Dionne Najafi, Thunderbird akan menawarkan sertifikat manajemen dan kewirausahaan global online yang terakreditasi, yang terdiri dari lima kursus kelas dunia dalam 40 bahasa berbeda untuk pem-belajar di seluruh dunia. Wanita dan remaja putri akan mengisi 70% dari 100 juta pembelajar yang akan dijangkau oleh program ini. Serifikat yang diberikan akan ditanggung oleh beasiswa penuh dan dengan demikian tidak ada biaya bagi pembelajar karena dukungan filantropi yang mendasari Inisiatif Global ini. (Red)